Selasa, 08 Desember 2020

Isu Strategis Dalam Percepatan Pembangunan Kesehatan

 

Isu Strategis Dalam Percepatan Pembangunan Kesehatan

Menteri Kesehatan RI Letjen (Purn) dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad., (K). RI., saat menyampaikan laporan pelaksanaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas), Rabu (19/02/2020) di JIEXPO Kemayoran Jakarta. (Dok : Kemenkes RI)


Jakarta, Dinkesprov – Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2020 resmi dibuka, Rabu (19/02/2020) bertempat di JIEXPO Kemayoran Jakarta.

Menteri Kesehatan RI Letjen (Purn) dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad., (K)., RI dalam laporannya mengatakan ada 4 (empat) pesan strategis yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo. Pesan strategis tersebut merupakan isu kesehatan secara nasional yang harus diselesaikan.

“Ada 4 isu strategis yang menjadi arahan Bapak Presiden yaitu penurunan Angka Stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi, perbaikan pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional, Penguatan Pelayanan Kesehatan serta isu terkait obat dan alat kesehatan” ucap dr. Terawan.


Dok : Kemenkes RI


Dalam Mengatasi Stunting telah ditetapkan program Percepatan Pencegahan Stunting secara Konvergensi melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dimana intervensi spesifik merupakan tanggung jawab Kementerian Kesehatan sementara intervensi sensitif menjadi tanggung jawab bersama dari Kementerian atau lembaga lain menyangkut sumber pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan pengasuhan ditingkat keluarga dan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak mampu.

“Kolaborasi ini dirasakan sangat berperan penting mengingat intervensi spesifik yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan hanya berkontribusi 30 persen dalam penanganan Stunting, sedang 70 persen merupakan kontribusi dari multisektoral dalam bentuk intervensi sensitif” kata Menkes.

Demikian pula dalam Percepatan penurunan AKI dan Bayi diperlukan komitmen dan dukungan lintas Kementerian dan lembaga antara lain pemberdayaan perempuan dan wajib belajar 12 tahun dilakukan dengan kolaborasi antara Kementerian Agama dan Kementerian pendidikan.

Dok : Kemenkes RI


Penguatan konvergensi berupa koordinasi kementerian dan lembaga untuk fokus intervensi serta penguatan peran Pemda untuk pelaksanaan koordinasi organisasi perangkat daerah masih merupakan tantangan yang perlu kita upayakan bersama agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Sementara itu, terkait dengan jaminan kesehatan nasional pemerintah menjamin akses pelayanan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu melalui pemberian bantuan iuran program JKN.

“Saat ini JKN KIS telah mengalami perkembangan signifikan dilihat dari kunjungan pelayanan atau pemanfaatan sejak tahun 2014. Kepesertaan JKN telah mencapai 83%, jumlah masyarakat yang tercakup dalam skema PBI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2019 telah mencapai 96,8 juta jiwa PBI” beber Menkes Terawan.

Menkes juga mengatakan, Universal Health Coverage mempunyai arti seluruh masyarakat memiliki akses ke pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan kapan saja dimana saja mereka membutuhkan tanpa kesulitan finansial. Mencakup berbagai pelayanan kesehatan esensial termasuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif.

“Oleh karena itu upaya-upaya terus kita lakukan dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan tetapi juga diupayakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan salah satunya dengan akreditasi rumah sakit an meningkatkan promotif dan preventif Puskesmas” kata dr. Terawan.

Harapannya dengan berfokus pada promotif dan preventif dapat mengefisiensikan pembiayaan kesehatan dan mempercepat capaian target pembangunan kesehatan.

Dalam hal peningkatan akses pelayanan kesehatan diupayakan juga pengendalian harga obat dan penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri. Langkah-langkah Percepatan yang akan dilakukan adalah mendorong investasi, mempercepat lisensi wajib obat yang sangat dibutuhkan, membuka peluang investasi sebesar-besarnya dan deregulasi perizinan yang menghambat.

“Langkah-langkah Percepatan tersebut dapat mengendalikan harga obat dan alkes bagi kebutuhan pelayanan kesehatan untuk mencapai target mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan, mengurangi ketergantungan alat kesehatan impor, meningkatkan ketersediaan obat generik dan menderegulasikan perizinan yang menghambat” papar Menkes.

Diakhir paparannya, Menkes mengungkapkan bahwa dalam rangka percepatan pembangunan kesehatan diperlukan kolaborasi tidak hanya ditingkat pusat tetapi juga di tingkat daerah. Sebagai contoh dalam instruksi presiden nomor 1 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pemerintah mendorong seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung pelaksanaan Germas.

“Terintegrasi, multisektor antar lembaga dan daerah untuk mensinergikan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban biaya akibat penyakit” pungkasnya.mbah).

Upaya Program Kesehatan Gigi yang dapat mendukung percepatan pembangunan kesehatan

 Upaya program Kesehatan gigi yang dapat mendukung percepatan pembangunan kesehatan.



( Gambar 1. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di TK )


Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan angka kematian bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Angka kematian ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 318 per 100.0000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, umur harapan hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas 2007), dan 17,9% (Riskesdas 2010).Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.



Isu Strategis Pembangunan Kesehatan


  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
  2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan,
  3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata,
  4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
  5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, dan
  6. Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas yang Merata.


Sebagai Sarjana Sains Terapan dibidang Keperawatan Gigi hal yang bisa dilakukan agar Kesehatan gigi dapat mendukung percepatan pembangunan kesehatan sesuai dengan isu diatas salah satunya adalah dengan peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata. Untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, Poltekkes Kemenkes Semarang telah mengadakan program pada Hari Kesehatan Nasional.


Perawat gigi diharuskan memiliki kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang – undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.


Sesuai dengan permasalahan tersebut Sebagai Sarjana Sains Terapan Keperawatan Gigi, UKGS Inovatis adalah salah satu cara untuk membantu pembangunan kesehatan. UKGS Inovatif adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan.


UKGS Inovatif diperlukan karena penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar. Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak dasar. Untuk pemerataan tenaga kesehatan UKGS Inovatif juga sangat diperlukan dan diharapkan ada pada setiap sekolah di Indonesia.


Program UKGS Inovatif


  • Pemeriksaan & deteksi dini kejadian karies
  • Penyuluhan tentang kesehatan gigi
  • Deteksi faktor risiko karies gigi menggunakan aplikasi Donut Irene
  • Gosok gigi massal/bersama-sama
  • Deteksi plak setelah menggosok gigi
  • Pembersihan karang gigi yang memerlukan
  • Penambalan dengan fissure sealant/ART
  • Surface protection
  • Terapi Remineralisasi
  • Proteksi eksternal dengan aplikasi mineral/fluoride
  • Pencabutan gigi susu yang sudah goyang
  • Produk-produk lain yang ditambahkan adalah hadiah bagi yang bebas karies.

( Gambar 2. Pemberian vitamin gigi pada anak TK )


Bagi sekolah:


  • Terjaminnya ketersediaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid-muridnya.
  • Berkurangnya absensi murid karena :
  • Murid menjadi lebih sehat
  • Waktu tempuh ke tempat pelayanan menjadi berkurang
  • Waktu tuggu di tempat pelayanan berkurang atau tidak ada
  • Pengetahuan dan kesadaran murid dan guru akan kesehatan bertambah
  • Daya tarik sekolah bagi calon murid atau orang tua murid karena adanya tambahan fasilitas kesehatan gigi yang terjamin.


Bagi dokter gigi dan perawat gigi:

  • Peluang untuk mendapat pekerjaan dengan penghasilan minimum yang terjamin
  • Peluang meningkatkan ketrampilan klinik dan menejerial karena jumlah kasus yang di tangani cukup banyak.
  • Tidak terturup kesempatan untuk pengembangan karier (pengembangan usaha atau cakupan pelayanan dapat ditambah).

 Isu Strategis Dalam Percepatan klik disini

Rabu, 04 November 2020

Media Penyuluhan Pemberdayaan Masarakat

 

Definisi Media Penyuluhan 

Media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Tujuan Media Penyuluhan

1.     Fungsi edukatif ,fungsi utamanya adalah mendidik,karena memberikan pengaruh pendidikan .

2.     Fungsi sosial, karena pemberian informasi yang autentik dalam kehidupan akan dapat memberikan konsep yang sama kepada semua orang.

3.     Fungsi ekonomis, pada masyarakat yang maju,penggunaan media dikerjakan secara intensif,terutama dalam bidang perdagangan dan industri tidak segan-segan mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk memajukan perusahaannya.

4.     Fungsi politik, yang dimaksud politik pembangunan.

5.     Fungsi seni budaya,perkembangan dalam bidang budaya dengan mudah tersebar diseluruh penjuru dunia

 

Contoh Media Penyuluhan Cetak yaitu Leaflet,Poster dll

 

a. Leaflet 

    Leaflet merupakan sarana publikasi singkat yang berbentuk selebaran kertas dan berukuran kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan informasi suatu hal yang perlu disebarkan kepada khalayak ramai. Pada umumnya leaflet terdiri dari 200 sampai 400 karakter atau huruf yang ditata dan disertai gambar untuk mendukung isi leaflet tersebut

 

contoh leaflet


b. Poster 

    Poster adalah sebuah media publikasi berisikan beberapa konten yang terdiri dari gambar, tulisan atau keduanya dengan bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.

( Gambar 2.1 Poster Kesehatan gigi dan Mulut)


 

( Gambar 2.2 Poster Cara Menggosok gigi yang baik dan benar)

 


( Gambar 2.3 Poster Makanan yang baik untuk Kesehatan gigi dan Mulut)

 

 

Upaya Program Kesehatan Gigi yang dapat mendukung percepatan pembangunan kesehatan Klik disini

Senin, 26 Oktober 2020

Survei Mawas Diri ( SMD ) dan Musyawarah Masyarakat Desa. ( MMD ) pada upaya kesehatan berbasis masyarakat.

Dalam pelaksanaan kegiatan UKBM, perlu dilakukan Survei Mawas Diri atau SMD pada masyarakat desa sebagai upaya panitia pelaksana kegatan dalam pengenalan kondisi lingkungan desa dan keaadan masyarakat, terutama yang terkait dengan bidang kesehatan atau risiko kesehatan. Biasanya hal ini dilakukan oleh fasilitator/kader kesehatan desa bersama perwakilan warga.

Tujuan dilakukan SMD dan MMD adalah agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah kesehatan yang sedang dihadapi, masyarakat mampu mengenal sehingga dapat memberikan bahan acuan/masukan dan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat.

 SMD 

Pada Survei Mawas Diri yang saya laksanakan, pengumpulan data diambil dengan cara daring dikarenakan keterbatasan waktu dari masyarakat sebagai responden survei. kegiatan survei yang dilakukan yaitu pengisian kuesioner melalui google form yang berkaitan dengan data individu, aspek perilaku kesehatan gigi dan mulut masyarakat, keadaan lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, serta kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang dilakukan secara langsung. Responden yang diambil sebanyak 20 orang dari 10 KK , dengan kriteria inklusi adalah masyarakat RT 05/RW 01 Desa Mulyoharjo, Tegal.

Setelah dilakukan survei, didapatkan hasil data-data dari masyarakat yang kemudian diolah dan dianalisis. didapatkan hasil rata-rata pengetahuan masyarakat masyarakat terkait cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan kriteria sedang. namun pada sikap dan tindakan masyarakat untuk melakukan masih buruk. Hal ini dikarenakan kurangnya promosi pentingnya kesehatan gigi dan mulut oleh tenaga kesehatan setempat pada masyarakat desa.

MMD

Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri, dilakukan Musyawarah Masyarakat Desa dengan tujuan memaparkan hasil survei dengan prioritas masalah yang ada di desa untuk mendapatkan alternatif jalan keluar yang disetjui bersama. 

Pada pelaksanaan MMD, dilakukan secara virtual melalui video call dikarenakan sulitnya menetapkan waktu pertemuan musyawarah yang bersamaan serta


Contoh Media Penyuluhan Pemberdayaan masyarakat klik disini





Advokasi Kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat, pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legislatif serta badan yudikatif.

Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. untuk itu perlu diadakan kegiatan pembangunan kesehatan yang mengikutsertakan masyarakat yaitu UKBM.


Gambar 1. Pemberian surat izin kepada koordinator kader desa untuk melakukan kegiatan UKBM.


Dalam pelaksanaan kegiatan UKBM perlu adanya persiapan sehingga kegatan berjalan dengan lancar. salah satu tahap awal pengadaan pelaksanaan UKBM adalah dilakukan advokasi pada pihak tokoh masyarakat dan tokoh agama, sehingga dapat membantu keberlangsungan acara.

Pelaksanaan advokasi kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat yang telah saya lakukan pada tanggal 6 Oktober 2020. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Praktik Lapangan di RT 05/ RW 01 Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal telah mendapat persetujuan dan dukungan penuh oleh tokoh masyarakat yaitu Bapak Abdul Basit, S.H selaku Kepala Desa dan ibu Dewi selaku selaku Koordinator Kader Dusun.


Survei Mawas Diri ( SMD ) dan Musyawarah Masyarakat Desa. ( MMD ) pada upaya kesehatan berbasis masyarakat. Klik disini

Selasa, 20 Oktober 2020

KEGIATAN UKBM DISAAT PANDEMI COVID19 OLEH MAHASISWA POLTEKKES SEMARANG DI DESA MULYOHARJO RT.05/RW.01 KAB. TEGAL JAWA TENGAH

 


A.    Latar Belakang

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan salah satu program kesehatan yang menjadi ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama dalam hal-hal promotif dan preventif, seperti posyandu balita, posyandu lansia, posbindu, dan lainnya. UKBM menggunakan konsep pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Dengan konsep tersebut diharapkan pelayanan kesehatan semakin dekat dirasakan oleh masyarakat. Namun, sering kali kegiatan UKBM belum terlaksana secara optimal. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan kegiatan berjalan kurang optimal misalnya, pelayanan yang tersedia kurang lengkap, antusiasme masyarakat kurang dll

Mengingat hasil RISKESDAS tahun 2013 tentang kesehatan gigi dan mulut, Permasalahan masyarakat indonesia dalam hal gigi dan mulut adalah sebesar 1–35 %. Yang memiliki kerusakan gigi 28.4-29.2% adalah yang berprofesi sebagai pegawai dan petani  yang paling tinggi kerusakan gigi adalah orang yang berumur 35-44 tahun dengan prosentase 30.5%.sedangkan dalam pengobatan ke klinik gigi sangat minim sekali tidak ada yang kurang dari 11.3%.

Berdasarkan uraian tersebut maka upaya kesehatan bersumber masyarakat dalam ranah kesehatan gigi dan mulut sangat perlu diselenggarakan di kelurahan Mulyoharjo yang merupakan wilayah dengan keluhan kesehatan gigi dan mulut cukup tinggi. Kegiatan yang akan diselenggarakan berupa edukasi, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat yakni masyarakat sekolah dan masyarakat umum. Adapun bentuk pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Demi kelancaran kegiatan ini maka diharapkan persetujuan dan dukungan dari pihak-pihak terkait yang turut bertanggung jawab menggiatkan kehidupan bangsa yang berbasis kesehatan.

 

B.     Tujuan

a)    Kegiatan Pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat kelurahan Mulyoharjo.

b)   Menanamkan kebiasaan perilaku hidup sehat pada masyarakat umum  kelurahan Mulyoharjo.

c)    Memberikan pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang baik dan benar.

d)   Sasaran dapat melakukan tindakan menggosok gigi dengan baik dan benar.

e)    Sasaran dapat mengajak keluarga untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

f)    Sasaran dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut keluarga

 

C.     Nama dan Sasaran Kegiatan

Nama kegiatan : Pemberdayaan masyarakat pada warga RT.05/RW.01 Desa Mulyoharjo kec.Pagerbarang Kab. Tegal.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekkes jurusan Keperawatan Gigi Semarang dengan sasaran 10 kk warga kelurahan Mulyoharjo RT.05/RW.01.

D.    Waktu Pelaksanaan

Kegiatan kan diselenggarakan pada tanggal 13 s.d 14 Oktober 2020 bertempat di wilayah kelurahan Mulyoharjo, Tegal, meliputi :

1.        Kediaman ketua RW 01 dan Kediaman ketua RT 05 desa Mulyoharjo

2.        Rumah Warga sekitar.

 

E.     Tahap- Tahap Kegiatan

1.      Tahap Persiapan Mahasiswa

a.       Mengikuti Pengarahan

Tahap persiapan awal untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini kami sebagai mahasiswa poltekkes semarang mengikuti pengarahan dulu oleh pembimbing praktek PKL melalui virtual dengan zoom meeting.

b.      Penyusunan Rencana Kegiatan

kami bersama tim melakukan diskusi bersama untuk melakukan penyusunan rencana kegiatan yang akan dilakukan didesa masing-masing serta membahas target sasaran yang diambil dari 10 kk.

c.       Persiapan bahan,materi , sarana dan pendukung lapangan.

Disini kami melakukan diskusi kelompok untuk menentukan instrument yang pas untuk diaplikasikan ke desa khususnya ke masyarakat umum. Instrument yang kita ambil berbentuk kuesioner dengan ceklis, kenapa kita mengambil instrument itu dengn bentuk ceklis ? karena disini yang kita sasarkan adalah masyarakat umum yang belum paham betul ttg kesehatan gigi, jadi untuk mempermudah mereka menjawab harus diberikan pilihan untuk meyakinkan jawaban mereka serta disetiap pertanyaan harus dipertegas supaya pertanyaan tersebut mewakilkan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai kesehatan gigi mereka.

Materi yang kami ambil tentang kebersihan gigi dan mulut, penyakit gigi dan mulut, makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi serta bahaya merokok untuk kesehatan gigi.

Pendukung kegiatan lapangan kami yaitu Dosen pembimbing kelompok ,Ketua RT/RW didesa mulyoharjo , Tenaga kesehatan setempat dan Kepala desa.

2.      Tahap Pelaksanaan

a.       Melakukan advokasi  ke ketua RT

Setelah menentukan sasaranya yaitu 10kk ,kami melakukan advokasi ke ketua RT setempat untuk meminta izin melakukan kegiatan pemberdayaan didesa mulyoharjo ini.

b.      Mahasiswa melakukan survei ke masyarakat diwilayah tempat tinggal mahasiswa masing-masing dari lingkungan 1 RT atau minimal 1 dasawisma.

Disini kami survey ke masyarakat bertujuan untuk mengetahui pengetahuan,sikap dan tindakan masyarakat tentang kesehatan gigi mereka dan instrument yang kita pakai yaitu kuesioner. Kita terjun ke masyarakat banyak masyarakat yang belum mau untuk diperiksa giginya alasanya gigi mereka kotor, malu dan takut sama alatnya setelah mengetahui itu semua saya melakukan cara lain untuk mengetahui kebersihan gigi mereka yaitu untuk golongan usia lanjut saya berikan pemahaman lebih detail lagi ttg pentingnya menjaga kebersihan gigi dan akibat tidak pernah membersihakan gigi. Setelah diberi pengertian mereka akhirnya mau untuk diperiksa giginya bahkan ada yang mau giginya dibersihin karena banyak karang giginya. Dan untuk golongan anak-anak cara nya dengan memberikan sikat gigi dan pasta gigi gratis untuk  mereka sehingga mereka mau untuk membuka mulut untuk diperiksa.

c.       Dari wilayah tempat tinggal mahasiswa dicari masalah-masalah yang ada, didiskusikan dengan kader kesehatan setempat, dan ditentukan prioritas masalahnya dengan metode kuantitatif.

Setelah melakukan survey dan mendapatkan data hasil survey, kami melakukan pengolahan data untuk mengetahui prioritas masalah apa yang akan kita selesaikan untuk melakukan implementesi yang pas sesuai maslahnya. Dan untuk melakuan diskusi kita melakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan Ketua RT desa mulyoharjo dan mendapatkan solusi yang pas sesuai kesimpulan  dari mmd nya.

d.      Setelah ditemukan penyebab masalah, mahasiswa menentukan berbagai alternatif pemecahan masalah.

e.       Mahasiswa melakukan presentasi proposal dengan pembimbing praktek secara kelompok.

f.       Mahasiswa melakukan pemberdayaan masyarakat diwilayah tempat tinggal mahasiswa masing-masing dari lingkungan 1 RT atau minimal 1 dasawisma.

g.      Mahasiswa menyusun laporan pemberdayaan masyarakat.

h.      Mahasiswa melakukan presentasi laporan dengan pembimbing praktek secara kelompok.

F.      Kesimpulan

Demikian perencanaan program ini disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan UKBM, Partisipasi dari berbagai pihak yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan ini akan bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat di wilayah kelurahan Mulyoharjo, Tegal. Kita semua menginginkan dengan sungguh-sungguh, agar penyelenggaraan upaya kesehatan bersumber masyarakat ini dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai rencana. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati langkah-langkah kita. Amin.


Advokasi Kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat. Klik disini

 

Rabu, 07 Oktober 2020

Mengenal Definisi gigi, Jenis dan Fungsi gigi , Anatomi Gigi ,Penyakit gigi dan mulut.

Definisi Gigi

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibandingkan dengan jaringan yang lainnya. Strukturnya yang berlapis-lapis mulai dari email yang keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia (Irma dan Intan, 2013).

Manusia mempunyai dua macam gigi dalam hidupnya yaitu gigi susu (gigi sulung) dan gigi tetap (gigi permanen). Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia enam bulan yang jumlahnya 20 buah. Gigi susu akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen. Sedangkan gigi permanen berjumlah 32 buah. (Isro’in, dan Andarmoyo, 2012).

2.      Jenis dan Fungsi Gigi

Dalam buku Erwana. F.A (2013:11) Gigi dibagi menjadi empat jenis, yaitu gigi seri, gigi taring, gigi graham kecil, dan gigi graham besar. Masing-masing jenis gigi memiliki bentuk yang berbeda. Untuk usia dewasa umumnya memiliki keempat jenis gigi ini, sedangkan untuk anak/gigi susu hanya memiliki tiga jenis, yaitu gigi seri, gigi taring, dan graham.

1)        Gigi Seri

Istilah ilmiah untuk gigi seri adalah gigi insisif, jumlahnya empat di atas dan empat di bawah. Dinamakan gigi seri karena gigi ini yang langsung terlihat sama, sepasang (seri), dan berdampingan. Gigi seri terletak pada bagian depan rahang dan merupakan gigi yang langsung terlihat saat pertama kali seseorang tersenyum atau berbicara (Erwana, 2013:12).

2)        Gigi Taring

Gigi taring memiliki istilah ilmiah kaninus. Jumlahnya ada empat, masing-masing satu di sebelah kanan atas, satu di sebelah kiri atas, satu di sebelah kanan bawah, dan satu di sebelah kiri bawah. Gigi ini adalah gigi yang terakhir tumbuh di rongga mulut, sehingga sering mengalami kekurangan tempat. Posisinya lebih menonjol dibandingkan gigi yang lain. Secara awam, keadaan ini dikenal dengan istilah gigi ginsul atau gingsul, tapi di kedokteran gigi, posisi ini disebut ektopik atau menonjol (Erwana, 2012:12).

3)        Gigi Geraham Kecil

Gigi ini diistilahkan dengan premolar. Jumlahnya ada empat di bagian rahang/mulut atas, yaitu dua di sebelah kanan atas dan dua di bagian kiri bawah. Lalu ada empat lagi di bagian rahang/mulut bawah, yaitu dua di bagian kanan bawah dan dua di bagian kiri bawah. Pre artinya sebelum atau mendahului. Jadi premolar berarti „mendahului molar‟. Hal ini karena letaknya di barisan gigi-gigi sebelum gigi molar (geraham). Bentuknya menyerupai gigi taring, tetapi memiliki bukit yang tajam di kedua sisi, bukan satu seperti taring. Penghubung dua sisi tajam membentuk dataran yang disebut dataran kunyah. Ini adalah jenis gigi yang hanya terdapat dalam periode gigi tetap. Pada periode gigi susu tidak ditemukan gigi geraham kecil, meskipun gigi geraham kecil tetap adalah gigi yang menggantikan gigi geraham susu dalam 9 proses tumbuh kembang gigi. Gigi premolar atas berbeda dengan yang bawah. Gigi premolar bawah lebih gemuk dibanding gigi premolar atas dan bukit yang satu lebih menonjol dari bukit yang lain (Erwana, 2013:13).  

4)        Gigi Geraham Besar

Gigi ini memiliki istilah ilmiah molar. Jumlahnya enam di rahang/mulut atas, yaitu tiga di seblah kiri atas dan tiga di sebelah kanan atas; serta enam di rahang/mulut bawah, yaitu tiga di sebelah kiri bawah dan tiga di sebelah kanan bawah. Gigi ini adalah gigi dengan ukuran terbesar dari seluruh gigi yang ada. Seperti premolar, ada beberapa perbedaan antara molar atau gigi geraham, atas dengan bawah. Pada geraham atas, akar gigi berjumlah rata-rata tiga; tetapi pada geraham bawah, gigi ini memiliki akar rata-rata dua. Gigi geraham atas memiliki lima bukit/bagian menonjol (bonjol), sedangkan gigi geraham bawah hanya memiliki empat bukit/bagian menonjol (bonjol). Gigi ini masing-masing ada tiga di kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah, jadi jumlah totalnya adalah duabelas, selisih jumlah gigi susu duapuluh (20) dan gigi tetap tiga puluh dua(32) (Erwana, 2013:14).

Setiap jenis gigi memiliki fungsi yang berbeda karena tiap jenisnya memiliki bentuk yang berbeda satu dan yang lain. Selain itu juga di pengaruhi lokasnya di dalam rongga mulut. Berikut ini adalah beberapa fungsi gigi diantaranya :

b.                         Pengunyahan

Gigi memiliki peran pentig untuk menghaluskan makanan agar lebih mudah ditelan serta meringkankan kerja proses pengunyahan didalam rongga mulut maka makanan yang ada di proses menjadi lebih halus dan mempermudah proses penelanan. Proses pengunyahan dipengaruhi oleh keseimbangan posisi antara rahang atas dan rahang bawah, apabila tidak seimbang maka akan menggangu proses pengunyahan sehingga gigi tidak dapat bekerja secara maksimal. (Erwana, 2013:7).

c.                          Berbicara

Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun huruf-huruf tertentu seperi huruf T,V,D,S dan S. Tanpa gigi maka maka akan kesulitan dalam berbicara alias ngomong dan tidak akan terdengar sempurna. (Erwana, 2013:7).

d.                         Estetika

Gigi dan rahang dapat mempengarhui senyum seseorang, dengan adanya gigi yang rapid an bersih maka senyum ssesorang akan terlihat lebih menarik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gigi yang tidak beraturan. Selain itu bentuk rahang juga akan mempengaruhi bentuk wajah seseorang. (Erwana, 2013:7).

3.      Anatomi Gigi

Dalam buku panduan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes, 2012) bagian-bagian gigi terdiri dari sebagai berikut:

1)   Email Adalah bagian terluar dari gigi. Gunanya melindungi bagian-bagian dalam gigi dari rangsangan panas dan dingin. Email merupakan jaringan terkeras dari seluruh tubuh kita.

2)  Dentin Adalah bagian dalam sesudah email yang berwarna lebih kuning dari email. Disini terdapat ujung-ujung syaraf yang berasal dari pulpa.

3)   Pulpa Adalah tempat syaraf-syaraf, pembuluh darah dan pembuluh getah bening dari gigi yang memberi kehidupan pada gigi.

4)     Tulang rahang Adalah tempat tertanamnya akar gigi, disebut tulang alveolar.

5)     Cementum Adalah bagian yang melapisi seluruh permukaan akar gigi.

6)  Jaringan periodontal ( serat selubung akar gigi ) Adalah serabut-serabut yang menyelubungi akar gigi yang melekat pada cementum dan alveolar. Gunanya untuk menahan tekanan agar tidak langsung mengenai tulang.

Berikut ini adalah gambaran struktur gigi dan jaringan sekitarnya:

Gambar 2.1 Struktur Gigi

 

4.      Macam penyakit gigi

Berdasarkan Agustiana (2006), Macam-macam penyakit gigi terbagi menjadi tiga yaitu :

a)      Gigi Berlubang (Karies Gigi)

Karies atau gigi berlubang adalah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Penyebab penyakit gigi ini diakibatkan karena adanya kuman.

Martariwansyah (2008) menyatakan bahwa karies gigi terbagi menjadi tiga, yaitu :

1. Karies superfisial, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi terluar.

2.  Karies media, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai dentin.

3.  Karies profunda, yaitu gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa.

b)      Gingtivitis (Peradangan Gusi) radang gusi terjadi akibat adanya plak dan bakteri.

c)      Penyakit Periodental (jaringan pendukung gigi)

5.      Penyebab kerusakan Gigi

Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan gigi. Terlalu banyak karbohidrat, baik gula misalnya, kue , permen, susu , makanan dan minuman manis lainnya maupun tepungtepungan misalnya keripik kentang atau singkong dapat mengakibatkan pengeroposan gigi. Seberapa lama karbohidrat menempel pada gigi adalah penyebab utama pembusukan gigi, permen coklat dan makan yang manis adalah makanan yang paling  sering mengancam kerusakan gigi. Sebagian besar permen uang beredar saat ini adalah permen yang mengandung gula. Jika dikonsumsi dengan cara tidak tepat maka dapat memberi kesempatan bagi bakteri mulut untuk merusak gigi. Mekanismenya adalah permen yang di konsumsi oleh anak-anak tersebut mengandung gula yang nantinya “memberi makanan” bagi bakteri untuk berkembangan merusak gigi. Tetapi tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisasisa makanan yang masih menempel pada gigi. Memasuki usia sekolah, resiko anak mengalami sakit gigi makin tinggi. Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, mengancam kesehatan gigi anak.

 

6.      Pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut

a.    Biasakan menyikat gigi pagi setelah makan dan sebelum tidur.

b.    Kurangi makanan manis dan lengket.

c.    Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair.

d.   Cara menyikat gigi yang benar .

e.    Gunakan pasta gigi yang mengandung Flouride. 

f.   Periksa gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

 

Sumber

·             Erwana F.A. 2013. Seputar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Rapha Publishing

·             Irma, I.Z dan Intan S.A., 2013, Penyakit gigi, Mulut, dan THT, 1st ed., Yogyakarta : Nuha Medika, h. 10-5

·           Isro’in, L & Andarmoyo, S. (2012), Personal Hygiene Konsep, Proses Dan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan: Graha Ilmu.

·         Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta 2013

Martariwansyah,(2008). Gigiku kuat,mulutku sehat. Bandung: CV . Multi Trust CreativeService

Isu Strategis Dalam Percepatan Pembangunan Kesehatan

  Isu Strategis Dalam Percepatan Pembangunan Kesehatan Menteri Kesehatan RI Letjen (Purn) dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad., (K). RI., saat...